-->

Materi PAI Huznudzan (senangnya berakhlak terpuji)


Kata "akhlak" berasal dari bahasa arab yaitu al-khulk yang berarti tabiat, perangai, tingkah laku, kebiasaan, dan kelakuan

Menurut istilahnya, akhlak ialah sifat yang tertanam di dalam diri seorang manusia yang bisa mengeluarkan sesuatu dengan senang dan mudah tanpa adanya suatu pemikiran dan paksaan.

Dengan akhlak, seseorang akan mengetahui cara berakhlak yang baik terhadap orang lain. Apabila seseorang mempunyai ilmu yang sangat tinggi, tetapi akhlaknya kurang maka akan sia-sia. Begitupun dengan orang yang tidak mempunyai ilmu yang tinggi tetapi akhlaknya baik itu akan membuat ilmu yang dia miliki itu sangat bermanfaat. Akhlak merupakan salah satu faktor yang menentukan derajat keislaman dan keimanan seseorang.

Akhlak yang baik merupakan cerminan baiknya akidah dan syariah yang diyakini seseorang. Buruknya akhlak merupakan indikasi buruknya pemahaman seseorang terhadap akidah dan syariah 
"Paling sempurna orang mukmin imannya adalah yang paling luhur akidahnya." (H.R. at-Tirmizi) 

Akhlak yang baik merupakan tanda kebahagiaan seseorang di dunia dan di akhirat. Tidaklah kebaikan kebaikan datang atau didapatkan di dunia dan di akhirat kecuali dengan berakhlak dengan akhlak yang baik dan tidaklah keburukan-keburukan ditolak kecuali dengan cara berakhlak dengan akhlak yang baik.

Kedudukan akhlak dalam agama ini sangat tinggi sekali. Bahkan, Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam
ketika ditanya tentang apa yang paling banyak memasukkan seseorang ke dalam surga, beliau mengatakan sebagai berikut.

تقوى الله و التي

Artinya: "Bertakwa kepada Allah dan berakhlak dengan akhlak yang baik." (H.R. Ahmad, at-Tirmizi, Ibnu Majah)

إن من أجيكة إني وأفريك مني اليوم القيامة أخسن آ قا

Artinya: "Sesungguhnya di antara orang-orang yang paling aku cintai dan paling dekat tempat duduknya pada hari kiamat denganku yaitu orang-orang yang paling baik akhlaknya." (H.R. at-Tirmizi)

Menurut al-Gazali, berakhlak mulia atau terpuji artinya " menghilangkan adat kebiasaan yang tercela tersebut Yang sudah digariskan dalam agama Islam dan menjauhkan diri dari perbuatan tercela tersebut, kemudian membiasakan adat kebiasaan yang baik, melakukannya dan mencintainya."

A. Husnuzan

1. Pengertian Husnuzan
Husnuzan berasal dari dua kata dalam bahasa Arab yaitu husnu yang berarti baik dan zan yang berarti dugaan atau prasangka

Husnuzan artinya berprasangka baik, berpikiran positif, berpandangan mulia terhadap sesuatu di hadapannya sampai ada bukti dan saksi yang bisa dipercaya. Selalu berprasangka baik dan berpikiran positif terhadap sesuatu yang menimpa dirinya, meskipun itu sangat membebaninya.

Orang yang memiliki perilaku husnuzan, tidak mudah menuduh orang lain, apalagi melempar kesalahan kepada orang lain dengan maksud menutupi kelemahan dan kekurangan dirinya sendiri Sebaliknya, jika ada sesuatu yang menimpa dirinya, ia segera melakukan koreksi terhadap dirinya sendiri, rela mengakui kelemahan dan kesalahan yang telah dilakukannya sehingga ia jauh dari musuh dan terhindar dari sikap putus asa. Kebalikan dari sikap HUZNUZAN adalah SUUZAN atau berprasangka buruk.

2. Macam-Macam Husnuzan

Husnuzan dibagi menjadi tiga macam, yaitu berikut.

a. Husnuzan kepada Allah Swt.
Husnuzan kepada Allah Swt. berarti berprasangka baik terhadap apa pun yang Allah Swt. berikan kepada kita dan segala yang menimpa kita berupa musibah, penyakit, dan kesempitan dalam penghidupan. Semua nikmat yang kita terima harus disikapi dengan prasangka yang baik sehingga kita rela dan ikhlas menerima nikmat-Nya. Jika kita selalu husnuzan kepada Allah Swt., niscaya kita akan selalu merasa bersyukur atas apa yang Allah Swt. berikan kepada kita. Kita yakin bahwa itu adalah yang terbaik bagi kita menurut Allah Swt. dan sebagai peringatan atas kekurangan kita atau ujian yang akan menaikkan derajat kita di hadapan Allah Swt.
Husnuzan kepada Allah Swt. hukumnya wajib bagi seorang muslim. Di antara contoh husnuzan kepada Allah Swt. adalah tidak berputus asa ketika menerima musibah, tidak berkeluh kesah terhadap sesuatu yang diberikan Allah Swt kepadanya, bersikap optimis dalam menghadapi musibah, dan tidak menyalahkan nasib hidupnya.

b. Husnuzan kepada diri sendiri

Perilaku husnuzan terhadap diri sendiri berarti berprasangka baik terhadap kemampuan yang dimiliki oleh diri sendiri. Dengan kata lain, senantiasa percaya diri dan tidak merasa rendah di hadapan orang lain. Orang yang memiliki perilaku husnuzan terhadap diri sendiri, niscaya memiliki semangat yang tinggi untuk meraih sukses. Sebab, ia telah mengenali baik kemampuan yang telah dimilikinya.

Dengan segala usaha, orang beriman harus yakin bahwa usahanya tersebut akan berhasil walaupun kelihatannya mustahil. Jika kita pesimis dalam melakukan sesuatu maka sudah pasti kita akan gagal mencapai cita-cita. Di antara contoh husnuzan terhadap diri sendiri adalah tidak bergantung pada orang lain, gigih dalam meraih cita-cita, dan memiliki semangat kompetitif. 

c. Husnuzan kepada orang lain

Perilaku husnuzan terhadap sesama manusia artinya berprasangka baik terhadap semua orang dan tidak meragukan kemampuan. Semua orang dipandang baik, sebelum terbukti kesalahan atau kekeliruannya, sehingga tidak menimbulkan kekacauan dalam pergaulan Orang yang memiliki sikap perilaku husnuzan terhadap sesama manusia akan memiliki banyak teman dan disukai kawan.
Di antara contoh husnuzan terhadap orang lain adalah tidak mudah menuduh orang lain, tidak iri atas nikmat Allah Swt yang diterima oleh orang lain, dan bersedia bekerja sama dengan orang lain dalam hal kebaikan.

Manfaat Husnuzan
Di antara manfaat husnuzan dalam kehidupan sehari-hari sebagai berikut. 
a. Selalu optimis terhadap apa yang dilakukan karena yakin Allah Swt. akan membantunya.
b. Tidak mudah putus asa, tetap berusaha dan pantang menyerah.
c. Memiliki jiwa yang takwa, sabar, tabah, dan tawakal. 
d. Hubungan persaudaraan lebih harmonis atau lebih baik.
e. Selalu bahagia atas kebahagiaan orang lain.
f. Senantiasa dicintai oleh sesama, karena orang lain tidak pernah dirugikan oleh dirinya. 
g. Terhindar dari penyesalan dalam hubungan dengan sesama manusia.
h. Menjauhkan seseorang dari perbuatan keluh kesah, iri, dengki, memfitnah, mengadu domba, dendam, dan menggunjing.

Materi PAI BAB 3 Senangnya Berakhlak Terpuji (Huznudzan) 

Tediri dari materi : 
Huznudzan KLIK DISINI
Simpati dan toleran KLIK DISINI
Hidup Rukun KLIK DISINI
Hormat kepada orang tua  KLIK DISINI 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel