cara membuat soal HOTS dan instrumen yang harus di siapkan
High order thinking skills yang disingkat HOTS gencar diperbincangkan di dunia pendidikan. Soal-soal yang HOTS merupakan salah satu cara untuk melatih siswa untuk berpikir tingkat tinggi. Diharapkan, hasil belajar siswa pada aspek pengetahuan dapat membekali siswa untuk memiliki keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan dibutuhkan yang pada abad ke-21 atau juga dikenal dengan sebutan 21st century skills. Apa saja keterampilan abad 21 itu? Keterampilan abad 21 dibagi menjadi 3 kategori yaitu learning skills, literacy skills, dan life skills.
Learning skills terdiri dari critical thinking, creativity, collaboration, dan communication (The Four C's). Literacy skills meliputi information literacy, media literacy, dan technology literacy. Dan life skills yang mencakup 5 kemampuan, yaitu: flexibility, leadership, initiative, productivity, dan social skills. Soal-soal HOTS dalam penilaian hasil belajar sangat penting untuk mengasah kemampuan dan keterampilan siswa sesuai dengan tuntutan kompetensi abad ke-21 di atas.
Pengertian HOTS
Guru Pintar penasaran, apa sih HOTS? Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Anderson and Krathwohl menyatakan bahwa high order thinking skills adalah kemampuan berpikir pada tingkat yang lebih tinggi yang melibatkan kemampuan menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Tidak sekedar menghafal atau merujuk saja.
Apa itu soal HOTS? Seperti namanya, soal HOTS adalah soal-soal yang mendorong siswa untuk berpikir tingkat tinggi sesuai dengan levelnya. Soal HOTS dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall), menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan (recite). Soal-soal HOTS disusun sedemikian rupa untuk mengukur kemampuan: mentransfer satu konsep ke konsep lainnya, memproses dan menerapkan informasi, mencari kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, menggunakan informasi untuk menyelesaikan masalah, dan menelaah ide dan informasi secara kritis.
Salah besar jika soal HOTS diidentikkan dengan soal-soal yang sulit. Bisa jadi soal HOTS menjadi sulit bagi siswa karena dalam pembelajaran siswa-siswa tidak dibiasakan untuk berpikir tingkat tinggi. Siswa yang hanya dibiasakan untuk melihat sesuatu atau mengerjakan soal yang jawabannya sudah ada tanpa melalui proses pemikiran lebih lanjut, tentu akan kesulitan jika tiba-tiba diberikan soal HOTS. Siswa akan sukses mengerjakan soal-soal HOTS jika sudah terbiasa berpikir secara HOTS selama proses pembelajaran.
Karakteristik & Indikator Soal HOTS
Sebuah Soal dikategorikan sebagai soal HOTS harus memiliki 3 karakteristik berikut ini:
1. Dapat mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi.
2. memiliki basis permasalahan kontekstual.
3. Menggunakan bentuk soal beragam.
Indikator dalam soal HOTS meliputi tiga indikator yaitu menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan mengkreasi(C6).
Level Menganalisis (C4)
Pada level menganalisis, siswa akan lebih ditekankan pada bagaimana berpikir kritis secara operasional. menganalisis terdiri dari kemampuan atau keterampilan membedakan (differentiating), mengorganisasikan(organizing), dan menghubungkan(attributing). Kata Kerja Operasional yang biasa digunakan adalah membandingkan,mengkritisi mengurutkan, membedakan, dan menentukan.
Level Mengevaluasi (C5)
Mengevaluasi berarti membuat keputusan berdasarkan kriteria yang standar, seperti mengecek dan mengkritik. Kata Kerja Operasional yang digunakan adalah mengevaluasi, memilih/menyeleksi, menilai,menyanggah, dan memberikan pendapat.
Level Mengkreasi (C6)
Soal pada level C6 menuntut kemampuan siswa untuk merancang, membangun, merencanakan, memproduksi, menemukan, memperbaharui, menyempurnakan, memperkuat, memperindah, menggubah. Kata Kerja Operasional yang digunakan adalah memperjelas, menafsirkan, memprediksi.
Cara Membuat Soal HOTS
Penyusunan soal HOTS tidak boleh sembarangan. Cara membuat soal HOTS harus mengikuti langkah-langkah berikut ini:
1. Menganalisis Kompetensi Dasar yang dapat dibuat soal-soal HOTS
Pertama-tama, Guru Pintar harus memilih KD yang dapat dibuatkan soal-soal HOTS. Guru Pintar dapat melakukan langkah ini secara mandiri atau melalui forum MGMP. Terkadang tidak semua KD dapat dibuatkan soal yang bersifat HOTS. Oleh karena itu, kejelian dan ketelitian sangat diperlukan.
2. Menyusun kisi-kisi soal
Kisi-kisi soal-soal HOTS memiliki tujuan untuk membantu Guru Pintar dalam menulis butir soal. Kisi-kisi soal HOTS penting untuk membantu dan mengarahkan guru dalam memilih KD yang dapat dibuat soal-soal HOTS, memilih materi pokok yang terkait dengan KD yang akan diuji, merumuskan indikator soal, dan menentukan level kognitif.
3. Memilih stimulus yang menarik dan kontekstual
Contoh soal HOTS yang sudah sering Guru Pintar lihat pasti memiliki stimulus. Stimulus yang digunakan dalam penyusunan soal HOTS harus menarik dan kontekstual. Stimulus yang menarik akan membuat siswa mau membaca stimulus dengan seksama. Sedangkan kontekstual berarti sesuai dengan kenyataan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Menulis butir pertanyaan sesuai dengan kisi-kisi soal
Penulisan butir-butir pertanyaan harus sesuai dengan kaidah penulisan butir soal HOTS. Kaidah penulisan butir soal HOTS sedikit berbeda dengan kaidah penulisan butir soal pada umumnya. Perbedaannya hanya terletak pada aspek materi saja. Sedangkan pada aspek konstruksi dan bahasanya relatif sama.
5. Membuat rubrik
Dalam setiap butir pertanyaan HOTS yang ditulis harus dilengkapi dengan rubrik atau pedoman penskoran. Rubrik dibuat untuk soal HOTS dalam bentuk uraian. Sedangkan soal HOTS yang berbentuk pilihan ganda, pilihan ganda kompleks (benar/salah, ya/tidak), dan isian singkat, Guru Pintar harus menuliskan kunci jawaban.